Masker saat ini dianggap sebagai salah satu alat yang efektif untuk mencegah penyebaran virus influenza. Namun pemilihan dan pemakaian masker yang tepat akan berdampak langsung pada efek perlindungannya. Jadi apa saja jenis masker yang ada? Sebenarnya terbagi menjadi tiga jenis: masker medis biasa, masker bedah medis, dan masker pelindung medis.
Ketika pencegahan dan pengendalian epidemi memasuki tahap normalisasi, penggunaan masker saat keluar rumah sudah menjadi kebiasaan. Secara khusus, masker medis sekali pakai disukai semua orang karena ringan, tipis, menyerap keringat, dan memiliki karakteristik keamanan yang tinggi. Lalu bagaimana cara membedakan masker medis dan masker biasa? Bagaimana cara mengontrol kualitas dan keamanan produksi masker? Editor mengikuti bengkel produksi topeng tertentu.
Dilihat dari warnanya, sisi yang lebih gelap umumnya terdapat pada bagian depan topeng, yaitu sisi yang menghadap ke luar saat dipakai.
Dikenal juga dengan sebutan respirator N95, sejenis alat pelindung pernafasan yang efektif menyaring partikel di udara, dan cocok untuk melindungi penyakit pernafasan yang ditularkan melalui udara.
Dalam “Pedoman Pemakaian Masker di Bidang Ilmu Pengetahuan Umum” telah jelas disebutkan bahwa masker medis sekali pakai dan masker bedah medis digunakan secara terbatas, dengan total masa pakai tidak lebih dari 8 jam. Paparan di tempat kerja (dokter, petugas penguji, dll.) Personil menggunakan masker tidak lebih dari 4 jam, dan tidak dapat digunakan kembali. Lalu apa saja bahayanya memakai masker dalam jangka waktu lama?
Wu Haojie, seorang perawat di unit gawat darurat Pusat Medis Darurat Chongqing, mengatakan bahwa banyak warga baru-baru ini melaporkan bahwa memakai masker dalam waktu lama menyebabkan sesak napas, yang dapat diatasi dengan pernapasan perut.
