berita industri

Jangan memakai masker yang terbuat dari bahan-bahan ini

2020-08-12

Ketika epidemi pneumonia mahkota baru terus menyebar,topengtelah menjadi kebutuhan kesehatan masyarakat yang wajib di banyak belahan dunia. Karena persediaan medis bedah semakin menipistopengdan N95topeng(mereka dipindahkan ke fasilitas perawatan medis), masyarakat umum sering didesak untuk menutup mulut dan hidung mereka dengan apa pun yang dapat digunakan ketika pergi ke tempat umum. Idealnya, buatan sendiritopengseharusnya memiliki dua hingga tiga lapis, namun karena tidak ada pilihan yang lebih baik, departemen kesehatan di seluruh dunia mengusulkan untuk menggunakan jilbab, syal, atau penutup leher sebagai pengganti masker. Beberapa ahli sepakat: "Masker atau penutup apa pun lebih baik daripada tidak sama sekali."


Eric Westman dari Duke University School of Medicine sedang mencoba mencari tahu yang manatopengharus dibeli untuk organisasi nirlaba yang membantu komunitas lokal yang berisiko. Dia segera menyadari bahwa pasar penuh dengan produk yang diklaim luar biasa, namun tidak ada proses pengujian untuk memverifikasi kemanjuran produk tersebut.topeng. Tidak mengherankan, masker N95 dengan ukuran yang tepat dapat mengurangi tetesan semprotan dengan paling efektif, diikuti dengan masker bedahtopeng. Namun sebagian besar berbahan katuntopengPengujian dilakukan dengan baik, dan tingkat pemblokiran tetesan tidak jauh dari tingkat bedah medistopeng.

masks

Sayangnya, tidak semua jenis penutup mulut dan hidung bisa efektif mengurangi tetesan semprotan. Dalam hal mengurangi tetesan yang dikeluarkan oleh speaker, efek kain rajutan dan kotak sangat buruk. Namun yang benar-benar mengejutkan para peneliti adalah hasil pengujian lengan leher kasmir tersebut.


Ketika berbicara tentang hasil pengujian lengan leher kasmir, Westman berkata: "Gagasan bahwa 'tidak ada yang lebih baik daripada tidak sama sekali' tidaklah valid." Dalam kondisi tersebut, tetesan yang disemprotkan selama uji benchmark serupa.


Dia menjelaskan: "Kami menghubungkan hal ini dengan fakta bahwa kasmir dan tekstil memecah partikel besar menjadi banyak partikel kecil. Mereka cenderung bertahan lebih lama di udara dan lebih mudah menyebar di udara."


Studi ini meyakini bahwa penggunaan masker semacam itu pada akhirnya dapat menjadi kontraproduktif, sehingga menyebabkan risiko penularan yang lebih besar dibandingkan tidak menggunakan masker. Namun kesimpulan tersebut masih bersifat hipotesis, dan penelitian ini tidak membuktikan secara jelas bahwa lengan leher kasmir dapat memperparah penyebaran virus. Sebaliknya, penelitian ini menunjukkan bahwa pepatah yang sering digunakan “sesuatu lebih baik daripada tidak sama sekali” mungkin salah.