Penderita penyakit menular pernafasan atau yang mempunyai gejala penyakit menular pernafasan dianjurkan memakai N95 atau KN95 dan masker pelindung partikel lainnya (tanpa katup pernafasan) atau masker pelindung medis.
Mengenakan masker secara ilmiah merupakan upaya efektif untuk mencegah penyakit menular saluran pernapasan. Pedoman ini dirumuskan untuk memandu masyarakat memakai masker secara ilmiah dan efektif melindungi kesehatan masyarakat.
Salah satu fitur terpenting untuk dipertimbangkan adalah tingkat filtrasi yang diberikan oleh masker. Masker dinilai berdasarkan efisiensinya dalam menyaring partikel dengan ukuran berbeda, diukur dalam mikron. Masker bedah, misalnya, menawarkan filtrasi yang relatif rendah, biasanya sekitar 70-80%, namun masih efektif dalam mencegah penyebaran tetesan pernapasan. Sebaliknya, masker N95 dirancang untuk menyaring setidaknya 95% partikel di udara, termasuk partikel kecil seperti yang ditemukan dalam asap atau polusi udara.
Masker medis telah menjadi alat pelindung diri yang sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari. Mereka tidak hanya membantu kita melawan serangan virus, tetapi juga menjadi pelindung bagi staf medis dan sukarelawan.
Ketika pandemi COVID-19 terus menyebar ke seluruh dunia, masker pelindung wajah menjadi hal yang umum. Orang-orang memakainya di tempat kerja, saat berbelanja, dan bahkan saat beraktivitas di luar ruangan. Meskipun masker mungkin terasa tidak nyaman atau tidak nyaman pada awalnya, masker menawarkan beberapa manfaat dalam melawan virus ini.
Ketika bisnis dibuka kembali di seluruh dunia dan orang-orang kembali bekerja, pentingnya masker N95 dalam mencegah penyebaran COVID-19 tidak dapat dipungkiri lagi. Pada saat kritis ini, sangat penting untuk memahami manfaat masker N95 dan mengapa masker tersebut sangat efektif.
